Artikel Populer

Selasa, 17 Maret 2009

Literasi Informasi 5 : Literasi Informasi sebagai salah satu literasi

LITERASI INFORMASI

Karena kebutuhan strategi untuk mendapatkan informasi yang relevan ditengah “information explotion” begitu sangat dibutuhkan di era informasi ini, maka dirumuskanlah sebuah keahlian baru yang sudah sejak tahun 1974 diperkenalkan sebagai Literasi Informasi.

Peter F. Drucker mengatakan bahwa :

Apa yang kita sebut dengan revolusi informasi sekarang ini, sebenarnya merupakan revolusi pengetahuan. Apa yang memungkinkan proses tersebut secara rutin berjalan bukanlah mesin. Komputer hanyalah pemicu. Perangkat lunak adalah re-organisasi dari cara kerja yang tradisional, dengan berdasarkan pada pengalaman selama beberapa abad melalui aplikasi pengetahuan dan secara khusus analisa logika yang sistematis. Kuncinya bukan pada elektronik; tapi pada sains kognitif (Drucker, 1999).

Literasi Informasi adalah sebuah keahlian untuk mengenali kebutuhan informasi, sumber informasi, mencari, menggunakan dan mengevaluasinya. Dengan meninjau kata-kata Drucker diatas, maka kunci dari revolusi informasi adalah menggunakan cara-cara kognitif untuk terus menggulirkan revolusi informasi ini agar terus berjalan, dan untuk tetap bertahan agar kita tidak dilindas oleh informasi yang terus bertambah dengan pesat. Maka sudah seharusnya gaya berfikir yang menunjukkan Literasi Informasi harus dikembangkan oleh setiap anak didik.

Maka tepatlah, jika rumusan Literasi Informasi diatas diwujudkan dalam pembinaan kognitif di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, agar anak didik di setiap jenjang pendidikan nantinya dapat mengantisipasi era informasi, dengan memiliki ketrampilan Literasi Informasi, dan dapat mengatasi masalah informasi mereka sendiri dengan efektif.

Dengan berpijak pada beberapa hal diatas, maka pada tahun 1989, dirumuskanlah sebuah kebijakan oleh American Library Ascociation (ALA) dalam “A Progress Report on Information Literacy: An Update on the American Library Association Presidential Committee on Information Literacy: Final Report “ ditegaskan

mengenai pentingnya Literasi Informasi untuk diterapkan secara nasional dan menjadi urgensi Negara. Adapun beberapa rekomendasi yang penting untuk dicatat adalah:

  1. Haruslah di tata ulang cara untuk mengorganisasikan informasi secara institusi, akses struktur informasi, dan mendefinisikan ulang peran informasi dalam kehidupan kita di rumah, masyarakat dan pekerjaan.
  2. Koalisi Literasi Informasi harus dibentuk dibawah ALA, yang akan berkoordinasi dengan berbagai organisasi dan badan nasional.
  3. Riset dan demonstrasi proyek yang berkaitan dengan Literasi Informasi. (hal ini diterapkan salah satunya dengan cara asimilasi Literasi Informasi dengan kurikulum mulai tahun 1994-1995 dengan universitas dan perguruan tinggi)
  4. Departemen pendidikan, yaitu komisi pendidkan menengah atas dan Badan pendidikan Pemerintah bertanggungjawab untuk mendidik siswa untuk Literate dalam hal informasi.
  5. Pendidikan guru dan penilaian performa perlu dimodifikasi dan menyertakan Literasi Informasi.
  6. Pemahaman dan hubungan Literasi Informasi dengan tema konferensi di gedung putih mengenai Perpustakaan dan layanan informasi harus di promosikan(American Library Association, 1998).


LITERASI INFORMASI DIANTARA BERBAGAI PENGERTIAN LITERASI

Dalam perkembangan teknologi informasi dan internet (ICT) dewasa ini, maka timbul beberapa perkembangan yang mendorong perubahan konsep literasi awal, menjadi konsep baru literasi yang memiliki pengertian yang berkaitan dengan beberapa keahlian baru yang harus dimiliki oleh siswa.

International Literacy Institute, menjelaskan bahwa pengertian literasi sendiri sekarang sudah berkembang dan diartikan menjadi sebuah “range” keahlian yang relatif (tidak absolut) untuk membaca, menulis, berkomunikasi dan berfikir secara kritis.

Karena itu maka Tapio Varis, Ketua umum UNESCO untuk Global E-Learning mengatakan bahwa dengan berkembangnya teknologi computer dan informasi, maka literasi bisa dipetakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

  • Literasi teknologi : yaitu keahlian untuk menggunakan internet dan mengkomunikasikan informasi.
  • Literasi Informasi : yaitu keahlian untuk melakukan riset dan menganalisa informasi sebagai dasar pengambilan keputusan
  • Literasi media: yaitu keahlian untuk menghasilkan, mendistribusikan, serta mengevaluasi isi koleksi pandang dengar (Audio Visual)
  • Literasi Global : yaitu pemahaman akan saling ketergantungan manusia didunia global, sehingga mampu berpartisipasi di dunia global dan berkolaborasi.
  • Literasi kompentensi sosial dan tanggungjawab : lebih kepada pemahaman etika dan pemahaman terhadap keamanan dan privasi dalam berinternet(McPerson, 2007).

BEBERAPA MODEL LITERASI INFORMASI

Sejak itu banyak sekali diterbitkannya berbagai model Literasi Informasi dari berbagai Negara. Model-model tersebut memiliki beberapa panjang proses dan penekanan yang berbeda pula pada setiap prosesnya. Namun kesamaan berbagai model Literasi informasi adalah tidak kehilangan konsep intinya, yaitu mengenali kebutuhan informasi, mencari, menggunakan dan mengevaluasinya. Beberapa model Literasi informasi antara lain adalah:

  1. The Big6, dibuat oleh Michael Eisenberg dan Berkowitz, tahun 2000, berisi 6 langkah Literasi Informasi, yaitu Task Definition, Information Seeking Strategies, Location and Access, Use of Information, Synthesis, dan Evaluation.
  2. Guided Inquiry oleh Carol Kulthau dan Ross Todd, berisi 7 langkah Literasi Informasi, yang berisi : Initiation, selection, Exploration, Formulation, Collection, Presentation, Assessment.
  3. Kulthau model, berisi 6 langkah Literasi Informasi, yaitu: Initiation, Selection, Exploration, Collection, Search Closure, Presentation
  4. The 8Ws, terdiri dari 8 langkah Literasi Informasi yaitu: Watching(exploring), Wondering(questioning), Webbing(Searching), Wiggling(Evaluating), Weaving(Synthetising), Wrapping(Creating), Waving(Communicating), Wishing(Assesing).
  5. The 7 Pillars (SCONUL), dari Society of College, Berisi 7 langkah Literasi Informasi yang dibuat cenderung disiapkan untuk digunakan dalam universitas, dan perguruan tinggi, yaitu: Recognise Information Need, Distinguish way of addressing gap, Construct strategies for locating, Locate and Access, Compare and evaluate, Organize, apply and communicate, Synthesise and create.
  6. Empowering 8, sebuah model yang dikembangkan oleh para pustakawan di Asia, berisi 8 langkah Literasi Informasi yang terdiri dari : identify, Explore, Select, Organize, Create, Present, Assess, and Apply.
  7. 7 Langkah Literasi Informasi yang dikembangkan oleh Universitas Atmajaya, berisi 7 langkah Literasi Informasi yang lebih merupakan penggabungan antara the Big6 dan empowering 8. Langkah-langkahnya adalah : Perumusan masalah, Mengidentifikasi sumber informasi, mengakses informasi, Menggunakan informasi, Menulis, Mengevaluasi, Menarik pelajaran(ICTNZ, 2007).

3 komentar:

  1. trims pak atas semua ilmunya..sekalian nanya neh..ada ga bentuk penilaian yang paling cocok untuk menilai kemampuan siswa dalam menerapkan "the big 6"..?

    BalasHapus
  2. terima kasih sekali atas sharingnya, sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas mata kuliah literasi informasi :)

    BalasHapus
  3. terimakasih sekali pak karya-karya anda sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas-tugas Literasi Informasi ^_^

    BalasHapus