Artikel Populer

Senin, 16 Maret 2009

Literasi Informasi 4 : Information overload dan information filtering

INFORMATION OVERLOAD

Ketika era berpindah dari industrialisasi kepada era informasi, maka banyak pula perubahan konsep manusia mengenai informasi. Di era industrialisasi, yang dianggap kuat adalah mereka yang memiliki sumber daya manusia terbanyak untuk melakukan proses produksi. Namun di era informasi, justru yang dianggap kuat adalah mereka yang memiliki akses informasi dan dapat memanipulasi informasi tersebut untuk kepentingan ekonomis.

Karena itulah di jaman yang serba informatif ini, manusia tidak lagi memiliki batasan yang sempit untuk memperoleh informasi. Informasi dapat dijangkau dengan sangat luas, kapan saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai alat pencari informasi.

Namun sayangnya, ada hal yang sangat berbahaya mengenai informasi, yaitu mudah sekali meledak. Informasi yang tersedia di jaman informasi ini begitu cepatnya bertambah dengan berlipat ganda. Dalam bukunya The Micro Revolution Revisited, Peter Large mengatakan bahwa informasi yang dihasilkan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, jumlahnya lebih banyak dari pada yang dihasilkan dalam kurun waktu 5000 tahun sebelumnya. Kurang lebih 1000 buah buku diterbitkan secara internasional setiap hari, dan total jumlah semua pengetahuan tercetak jumlahnya bertambah dua kali lipat setiap 8 tahun.(Large, 1984).

Menurut data yang dikumpulkan oleh Michael Lesk, saat ini data dalam bentuk teks Ascii(American Standard Code for Information Interchange) yang disimpan oleh Library of Congress, yaitu perpustakaan terbesar didunia, adalah sebesar kurang lebih 20 terabytes. Besaran ini dihitung dengan asumsi bahwa 1 buah buku digital membutuhkan 1 megabite, dan koleksi buku digital LC kira-kira berjumlah sebesar 20 juta judul. Jika jumlah ini ditambahkan dengan koleksi lainnya seperti foto, peta, film, dan rekaman suara, maka diperkirakan jumlah informasi dalam bentuk data yang disimpan oleh LC adalah sebesar 3 petabytes(setara dengan 3.000 terrabytes). Sementara itu data yang dipergunakan oleh Lexis-Nexis, yaitu sebuah server terbesar didunia yang menyimpan berbagai artikel majalah, surat kabar, catatan, dokumen, serta “legal record” dari berbagai sumber untuk bidang hukum, korporasi, legal aspek, dan akunting dan akademis di Amerika, memiliki data sebesar 5.9 terrabytes(Lesk, 2005).

Pertambahan informasi secara “massive” yang terjadi secara kontinyu itulah yang mengakibatkankan terjadinya ledakan informasi di setiap bidang. Informasi baik cetak, verbal, maupun digital menjadi sangat besar jumlahnya dan semakin sulit untuk dicerna.

Belum lagi berkembangnya berbagai alat komunikasi. Berbagai alat komunikasi tersebut tidak hanya mengkomunikasikan informasi secara verbal dan visual, namun juga mampu untuk mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia.

Yang, menjelaskan bahwa “information overload” adalah terjadinya kelebihan jumlah informasi yang tersedia, yang membuat prosesing dan penyerapan informasi menjadi sulit bagi seseorang, karena tidak dapat terlihatnya validitas informasi tersebut(Yang, 2003).

Dengan kondisi ini maka yang terjadi adalah kelelahan untuk mencari informasi. Orang menjadi jenuh dengan informasi, bahkan dalam kondisi yang lebih ekstrim dapat menimbulkan beberapa efek negative terhadap fisiologis manusia, seperti kelelahan mata, pikiran dan kelelahan jantung. tidak dapat memilah mana informasi yang terbaik untuk menjawab kebutuhannya. Orang menyebut gejala ini sebagai “information fatigue”.


INFORMATION FILTERING

Informasi sama seperti makanan. Kita membutuhkan makanan untuk kebutuhan metabolisme kita. Namun kita harus mengenali jumlah kebutuhan makanan, sehingga kita dapat makan dengan kenyang tanpa harus merasa “mual” karena terlalu banyak dijejali makanan. Hal yang sama juga terjadi terhadap informasi. Kita harus mengenali terlebih dahulu masalah kita, lalu seberapa banyak informasi yang kita butuhkan, serta melakukan seleksi informasi dengan seksama, sehingga kita tidak menjadi jenuh dan penat akan terlalu banyaknya informasi yang kita tangkap.

Masalahnya, tidak semua orang dapat berfikir demikian. Banyak orang yang disibukkan dengan pencarian informasi hanya untuk mencari hal-hal yang sepele, yang seharusnya bisa dijawab hanya dengan effort yang rendah. Hukum Pareto dalam dunia bisnis dengan menggunakan 80/20-nya mengatakan bahwa 80% hasil sukses usaha yang dilakukan, sangat ditentukan oleh 20% tugas yang kita lakukan. Jadi kalau kita gunakan pendekatan ini pada masalah pencarian informasi, maka akan didapatkan kesimpulan bahwa 80% keberhasilan usaha pencarian informasi, akan ditentukan oleh 20% efektifitas pencarian informasi tersebut.

GOOGLE DIANTARA MESIN PENCARI LAINNYA

Pengguna internet, dengan Google search engine misalnya, mencari definisi dari kata “cancer”, dengan cara mengetikkan kata “cancer” di kotak pencarian Google, dan mendapatkan sekitar 262.000.000 temuan mengenai kanker. Pastinya orang tersebut harus menyeleksi website terbaik yang bisa dia gunakan. Tidak akan semua temuan itu secara tepat bisa menjawab kebutuhan informasinya. Kemampuan untuk mencari dan mendeteksi informasi yang tepat seperti inilah yang disebut dengan “information filtering”, yang juga menjadi salah satu kepedulian dari generasi informasi ini.

BOOLEAN SEARCH

Berbagai cara digunakan orang untuk berusaha menyaring informasi agar memperoleh informasi dengan tingkat relevansi yang tinggi. Google, sebagai search engine yang terbaik didunia misalnya, menjadi sangat diminati orang untuk digunakan sebagai mesin pencari karena konsep pencariannya yang unik. Jika anda perhatikan, maka anda akan mendapati bahwa pada umumnya, semua mesin pencari di internet diperlengkapi dengan logika pencarian yang disebut dengan Boolean logic. Metode ini adalah dengan menggunakan kata penghubung tertentu seperti And, Or, Not.

“AND”

Kapan kita menggunakan “and” dalam pencarian? Yaitu ketika kita mau mencari semua doumen yang berkaitan dengan 2 buah atau lebih query. Misalnya kita akan mencari semua dokumen di internet yang memiliki isi mengenai mobil toyota avanza, sekaligus toyota fortuner didalam satu dokumen, maka kita bisa menggunakan pencarian sbb:

Toyota avanza AND toyota fortuner

(Hasil yang didapat adalah semua dokumen yang mengandung 2 queri, toyota avanza dan toyota fortuner).

“OR”

Kita menggunakan penghubung “OR” ketika kita ingin mencari 2 atau lebih kelompok query yang tidak berkaitan. Misalnya, kita mau mencari dokumen terpisah mengenai toyota avanza, toyota fortuner dan toyota rush. Maka pencariannya adalah sbb:

Toyota avanza OR toyota fortuner OR toyota rush

(hasil yang didapat adalah 3 kelompok dokumen yang masing-masing berisi informasi mengenai toyota avanza, fortuner dan rush)

“NOT”

Penghubung ini (-) digunakan untuk membuat hubungan pengecualian(exclusive) dari sebuah query yang spesifik dengan query umumnya. Misalnya, kita mau mencari semua dokumen mengenai PEMILU, tapi bukan PEMILU CALEG. Maka pencariannya akan nampak sbb:

PEMILU –PEMILU caleg

(hasil yang didapat adalah semua dokumen mengenai PEMILU, kecuali PEMILU Caleg).

Selain Penghubung boolean tersebut diatas, hal yang menjadikan Google lebih unggul dibandingkan dengan mesin pencari lainnya adalah karena Google memiliki syntax lainnya yang bisa digunakan untuk mencari informasi di internet dengan lebih cepat, relevan dan mendetil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar