Artikel Populer

Senin, 16 Maret 2009

Literasi Informasi 3 : Evolusi data ke wisdom

DATA, INFORMASI, PENGETAHUAN



Informasi adalah semua hal yang kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. Semuanya! Nomor telpon, judul buku, nama masakan, film yang diputar, daftar belanja, nama orang, nomor mobil, lagu, statistic, ukuran sepatu dsb.

Secara harfiah, informasi adalah semua data dan fakta yang dikomunikasikan. Fakta adalah bagian dari informasi yang memiliki realita obyektif. Sedangkan data mengacu pada beberapa pengertian. Yang pertama mengatakan bahwa data adalah informasi factual yang digunakan sebagai dasar dari “reasoning”, diskusi, atau kalkulasi. Yang kedua mengacu kepada hal yang lebih ilmiah, yaitu keluaran (output) yang dihasilkan oleh indra perasa atau organ yang berisi sekaligus informasi yang berguna dan tidak berguna (berlebihan) serta memerlukan proses lebih lanjut agar memiliki arti. Sedangkan yang terakhir beranjak dari pendekatan ilmu komputer, yang berkata bahwa data merupakan informasi dalam bentuk numerik yang bisa ditransmisikan secara digital untuk diproses(Online Webster, 2008).

Sveiby, dalam "The new organizational wealth" mengatakan bahwa informasi adalah bahasa yang digunakan untuk mengkomunikasikan pengetahuan. Pengetahuan tak berwujud (tacit), harus dinyatakan kedalam bentuk pengetahuan yang bersifat eksplisit melalui berbagai pernyataan dan pemaparan informasi.(Sveivy, 1997).

Dari informasi diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa informasi tidak lepas dengan kehidupan kita. Kemanapun kita pergi kita pasti bertemu dengan segala fakta dan data yang perlu kita olah lebih lanjut untuk menghasilkan keputusan, jawaban, perhitungan, pertimbangan. Bahkan untuk bertanya sekalipun sebenarnya kita juga membutuhkan informasi.


PENGETAHUAN, KOMPETENSI, KEAHLIAN DAN KEBIJAKSANAAN

Jika kita mengerti banyak informasi dan dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka kumpulan informasi tersebut disebut pengetahuan(knowledge). Sveiby mengatakan bahwa pengetahuan selalu memiliki 3 karakteristik, yaitu:

1. Pengetahuan selalu berorientasi pada aksi.

Contoh : pengetahuan kita tentang sepeda, akhirnya akan mendorong kita untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengendarainya.

2. Pengetahuan kita selalu didukung oleh hukum, misalnya kita mau mengendarai sepeda, kita harus mengetahui konsep hukum pergerakan sepeda dan kita didukung oleh sebuah hukum alam dimana manusia memiliki tubuh yang sesuai untuk mengendarai sepeda tersebut.

3. Hukum-hukum tersebut selalu mengontrol "process of knowing", misalnya kita sudah tahu dan mau mencoba naik sepeda, maka kita dibatasi oleh hukum yang mengharuskan naik sepeda di jalan datar.

Saat kita bisa mengendarai sepeda menurut hukum tersebut, maka saat itulah pengetahuan yang kita miliki di upgrade kepada sebuah kondisi baru yang disebut kompetensi. Ada waktunya dimana kita sudah menguasai berbagai hukum-hukum yang mengatur pengetahuan itu dan kita bisa memodifikasi hukum tersebut, maka proses kompetensi akan berubah menjadi keahlian. Contohnya adalah ketika kita sudah mampu mengubah hukum yang membatasi kita untuk hanya mengendarai sepeda di jalan datar, maka kita mencoba mengendarai sepeda bolak-balik di landasan kurva setengah lingkaran. Akhirnya seseorangpun bisa memiliki wisdom, untuk mengendarai sepeda diberbagai jenis jalan dan permukaan, setelah mengetahui berbagai hasil penerapan pengetahuan tersebut pada hukum-hukum yang berbeda.





1 komentar: